Senin, 19 November 2012

Terbalik

Pernahkah kamu merasa begitu rapuh, di saat seharusnya kamu menjadi pihak yang hadir untuk menenangan? Seharusnya kamu menghibur tapi malah kamu yang dihibur? Yeah, right now, i feel that.

Malah menye-menye kayak orang habis liat telenovela. Sedang orang yang harusnya dihibur malah menenangkan: "Kamu tenang aja lah...", "Nggak usah sedih, kamu nggak cocok sedih."

Lumayan lho aku kalau sedih, jadi nggak terlalu pecicilan. Setidaknya dunia ini terasa lebih tenang.

Sabtu, 17 November 2012

Just a dream

Do you ever hope that something just a dream, a bad one. And then, when you open your eyes, everything just fine. Someone mean to you is okay. Her/his legs fine, he/she can go to the college, he/she can live life normally like another teenage: go to the movie, karaoke, doing sport, enjoying night view, go here and there.

I am just wondering that.

Selasa, 13 November 2012

Dramatisasi

Pernahkah kalian merasa bersalah atas musibah yang menimpa orang lain, padahal tidak terlibat langsung? Pernahkan kalian merasa--semacam--bertanggung jawab atas berubahnya garis takdir seseorang?

Akhir-akhir ini seolah suratan takdir sedang bertingkah jenaka, mengubah garis hidupku agar berkelok lebih dramatis. Mungkin aku yang terlalu mendramatisasi. Ah tapi, ketika aku menceritakan kisah ini pun, beberapa kawan semacam berteriak tertahan. Namun beberapa tetap tenang dan berpikir logis: itu sudah suratan takdir, bukan salahmu. Toh, kamu juga tidak tahu bagaimana tepatnya kejadian itu berlangsung.

Senin, 05 November 2012

Nafas

Maaf. 
Sudah dua bulan ini aku mengabaikanmu. Bahkan sejenak memberi nafas pun enggan. Hanya sesekali menjenguk halaman rumahmu. Sepi, tentu saja. Hanya satu dua yang mampir berkunjung. Namamu, mungkin mulai membersar berdengung di antara para pesaingmu. Namun, nama dunia yang kau geluti jutaan kali lebih besar dibanding tingkatan yang saat ini kau peroleh.

Maaf jika tangga gemilang yang dulu nyaris kau capai, kelak harus kau ulangi lagi dari awal. Maaf. Maaf. Padahal, namamulah yang membesarkan dan memberiku penghidupan.

Kamis, 01 November 2012

Probabilitas

Probabilitas nisbi,
satu di antara tiga puluh sembilan
satu per tiga puluh sembilan di antara tiga puluh epat.
Kamu!
Eventhough I really want to,
the probably to meet is to small.





Kisahku berbeda dengan kisahmu, kawan. Mungkin saja pada kisahmu ada banyak peluang beterbaran di udara. Di rumah yang kau singgahi, di jalanan yang biasa kau lewati, atau di ruangan tempatmu biasa bermusik.

Ketika kau melintasi jalan itu dan ingin menengok sesaat ke arah gitar dambaanmu itu, terkadang, kau menemukannya sedang gamang memandangmu. Terkadang pula, tanpa disangka ia memainkan musiknya hingga nada-nada melankolis itu mempir sejenak menyegarkan sanubarimu. Terkadang ia memang sengaja menunggumu di penghujung partirtur itu, menukar waktunya dengan probabilitas menemukan senyummu.

Aku?