Kamis, 31 Mei 2012

Kisah yang lain: Cinta Kuantum


Ini kisah cinta yang lain, yang tak sengaja tertabrak ketika aku berlari tergesa-gesa, mengejar serpihan-serpihan mimpi. Ia terlihat lemah, koyak, dan hampir patah. Dari sisa nafasnya ia bercerita, dari sorot matanya ia menyenandungkan kisahnya.

Sang Pencinta yang kutemui ini adalah salah satu korban. Korban candu cinta, yang manis di awal, dan sepah di akhir.

Di awal kisah,

Menangkap Cinta, Menangkap Inspirasi


Banyak kisah cinta. Betebaran bersama molekul-molekul udara, berloncatan dengan bebas. Menunggu tak sengaja tertabrak pasangan muda yang sedang bergandengan tangan. Menunggu tak sengaja terbawa kakek nenek yang sedang berjalan sambil tertawa. Menunggu tak sengaja dipungut oleh ayah dan ibu yang sedang mendorong kereta bayinya.

Kisah cintanya selalu membuatku kagum. Mereka yang mencinta dengan dewasa. Cinta yang tak posesif, cinta yang tak harus bertemu. Cinta yang saling memiliki tanpa harus menguasai. Cinta yang tak harus bersua, bertatap, dan bercakap untuk mengetahui.

Aku mencinta.
Aku merasakannya memanggil di seruluh getaran nadiku.
Aku mencinta.
Aku merasakannya berderak di setiap degub jantungku.
Aku mencinta.
Aku merasakannya pada semu merah di pipiku
Aku mencinta,
Aku  melihat pancarannya dari bulan di malam sendu
Aku mencinta.
Aku tahu.
Tapi tak tahu pada siapa.

PS: akhir-akhir ini posting-posting di blog ini selalu bertemakan cinta, dan entah mengapa berbau galau. Aku sendiri tidak tahu, tapi sepertinya udara di sekitarku diselimuti aroma cinta. Cinta yang berwarna pink, biru, dan merah membara. Dan entah mengapa syaraf penangkap inspirasiku sedikit lebih peka pada cinta yang sedikit melankolis.

Selasa, 29 Mei 2012

Dua di Satu yang Sama


Pernahkan kalian merasakan kesedihan yang datang berturut-turut? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Pernahkah kau merasa semua orang tiba-tiba meninggalkanmu? Dia, dia, dia, dia, dan dia. Semakin dihitung semakin banyak, semakin disadari, semakin menyedihkan rasanya.

Tapi buat apa menangisi kehilangan jika energi dari kesedihan itu tak mampu mendatangkan kembali yang hilang. Lebih baik kita ubah energi kesedihan itu digunakan untuk

Senin, 28 Mei 2012

Haruskah

akhirnya aku mengetahuinya.
itukah semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku selama ini,
jawaban atas semua perubahan sikapmu?

Kupikir itu hanya prasangka, namun lebih dari sekedar nyata.
Itu..

X Adventure dan Banana Ranger


X Adventure.
Di dunia in ibanyak hal yang bertentangan.
Antara hitam dan putih, antara opini dan fakta.
Demi kebenaran dan  verifiksasi,
Demi editor dan redpel,
Ranger kuning, ranger puith, ranger biru BERSATU!

Awalnya ragu, juga kesal saat menerima pesan-pesan tentang x-adventure. Bukan hanya waktunya yang tabrakan dengan salah satu puncak kegiatan dari kepanitiaan yang kuiikuti, tapi sms-sms itu tiba-tiba saja mencemari momen-momen santaiku saat sedang makrab kelas. Belum lagi ternyata di hari sabtu ada kuliah pengganti.

Tapi insting akan petualangan dan tantangan mengalahkan segalanya. Aku memilih x adventure, resign dari kepanitiaan, dan membolos kuliah. Pilih kuliah? Itu...

Rabu, 23 Mei 2012

Edison dan Arai


Aku bukan Thomas Alfa Edison, yang pantang menyerah walau kegagalan menderanya hingga 999 kali. Yang terus mencoba walau sukses enggan menyapanya, hingga pada hitungan ke seribu. Aku bukan Edison,  walau sebenarnya aku ingin seperti dia. Aku memang tak akan menyerah hanya dengan satu, dua, atau tiga kegagalan. Namun jika puluhan kali kegagalan menderaku, toh aku juga...

pujangga


Siapakah gerangan dirimu? Wahai Pujangga yang mampu membuat gadis itu tersenyum lebar, menepis segala kerinduannya selama ini. Walau hanya dengan perantara monitor dan keyboard yang akan mati tanpa elemen bernama listrik. Siapakah dirimu, yang mampu menghapuskan tangis syahdunya di malam-malam itu. Walau hanya dengan untaian kata yang tak kuasa kau ucapkan langsung padanya. Aku tahu jika kau rela menukarkan segalanya agar mampu bersua, bercakap-cakap langsung dengannya. Kau pasti rindu akan senyumnya yang manis bukan? Juga rindu akan sorot matanya yang laksana hijau di belantara Arizona. Meneduhkan.

Siapakah gerangan dirimu? Wahai yang mengaguminya tulus dari lubuk sanubari. Ku rasa aku mengerti benih yang melahirkan kekagumanmu padanya. Aku pun menyanjungnya layaknya engkau. Dalam artian dan cara yang berbeda, mungkin.

Caranya memandang dunia, membuat aku

Minggu, 20 Mei 2012

Liburan Absurd


Dalam 3 hari ini, mobilitasku sangat tinggi. Dimulai dengan menjemput ibu di tanah abang, pergi ke rumah saudara di BSD, menemani jalan-jalan di tanah abang, menengok orang sakit di RSCM, jalan-jalan sebentar di pasar senen, ke cipulir, dan kembali lagi ke stasiun pasar senen. Jadilah tiga hari ini aku menjadi guide dadakan untuk ibuku, yang padahal, hafal daerah dan angkutan umum sekitar sini pun belum.

mereka bertiga naik troli

Yang paling tak terlupakan adalah ketika bermain bersama saudara-saudaraku, Muti, si Abang, dan Isma. Mereka bertiga benar-benar hiperaktif dan lucu. Seperti waktu kami mengantar bulek belanja di Giant

Isma: *lari-lari kesana-kemari* waa... wa...
Muti: *tiba-tiba meroda*
Abang: *stay cool*


Kemudian kami

Jumat, 18 Mei 2012

Target

Target bulan ini:
menyelesaiakan keempat novel supernova karya Dee:
1. Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh
2. Akar
3. Petir
4. Partikel

tapi....

Kamis, 17 Mei 2012

Ego

Aku tidak tahu apa alasanmu. Kau datang dan kemudian menghilang begitu saja tanpa permisi. Kau datang, bersama senyum hangatmu, kau tumbuhkan sejuta harapan. Dan tak lama, ketika impianku mulai tumbuh menyubur, lagi-lagi kau menghilang. Memupuskan mimpi yang telah kutanam dan kupupuk susah payah

Apakah kau datang hanya untuk menumbuhkan mimpiku, lantas kau pergi seenaknya tanpa tahu apa yang terjadi pada mimpu itu? Kau sengaja pergi, untuk memadamkan bara yang telah tersulut kah? Pernahkah kau peduli akan mimpiku yang tumbuh ranum dengan kehadiranmu? pernahkah?

Minggu, 13 Mei 2012

G-a-l-a-u


Pernah galau?

Pasti pernah kan. Aku enggak dong. *Tapi bohong*

Seperti semalam, tiba-tiba saja aku galau. Biasanya malam setelah ujian terahir adalah malam yang membahagiakan. Seakaan terbebas dari rantai belenggu, seakan bisa menikmati hidup sebagai mahasiswa biasa dan bersenang-senang. Bisa jalan-jalan, baca novel, baca buku, tidur sepuasnya, ngepel lantai kosan, bersihin kamar mandi, makan es krim. Seeemuanya :D
*padahal seninnya masih ujian*


Kayak mbak kosku yang tiba-tiba aja semua playlistnya berubah jadi lagu galau.

Maklum, ini kan minggu terakhir dan hari terakhir dia kuliah. Besok dia udah PKL, memasuki gerbang dunia orang dewasa dan meninggalkan kampus ini. Aku yang lagi di ruang keluarga ini pun tiba-tiba

Jumat, 11 Mei 2012

Komunikasi


Kemarin, tiba-tiba seorang teman mengirimiku sebuah pesan singkat.

“bukankah teman itu tidak harus bertemu dan komunikasi? Aku selalu begitu. Aku jarang berkomuniasi dengan teman-teman smpku, juga jarang bertemu. Tapi kami tetap teman”

Aku tertegun. Diam. Berpikir

Si teman yang mengirimkan pesan iti, adalah salah satu

Kamis, 10 Mei 2012

#19 Sudah Lahir!

Civitas #19


Konon katanya, ada seorang mahasiswa STAN yang entah bagaimana dia ter-DO. Si mahasiswa ini mungkin karena saking frustasinya, akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Namun tampkanya keputusan si mahasiswa naas ini untuk mengakhiri hidupnya dalam usia belia bukanlah keputusan yang tepat. Meninggal di usia yang masih belia, ia memang tidak meninggalkan anak dan istri untuk dinafkahi *jelas lah, kan di STAN nggak boleh nikah*. Namun ternyata ada sosok lain yang ditinggalkannya, yakni sebuah Honda keluaran 2003miliknya.

Entah bagaimana, konon si motor milik mahasiswa itu tidak mau dipindahkan. Motor itu terus berada di parkir kampus, bertahun-tahun hingga usang dan berdebu. Tidak ada seorang pun yang berani memindahkannya karena konon, jika dipindahkan ia akan kembali ke posisi semula. Tidak ada yang tahu mengapa motor tua itu tetap berada di situ. Apakah arwah si mahasiswa yang belum tenang itu merasuki motornya? Ataukah si motor merasa sedih karena ditinggalkan tuannya?

Rabu, 09 Mei 2012

Perjalanan si Buku

"Aku tidak akan membuang atau menjual mereka, buku-buku lamaku. Biarlah mereka menjadi saksi atas perjalanan pendewasaan alam pikirku" -muam-

Kemarin siang, setelah cukup digalaukan karena nggak ada niat sama sekali untuk belajar SIM-K, iseng-iseng aku membuka file daftar buku yang kumiliki. Juga daripada galau karena teringat ujian Bahasa Inggris yang nggak kalah madesu dengan ujian cost, akhirnya aku malah

Selasa, 08 Mei 2012

Ketika WK terbit duluan


Kalut adalah ketika produk keluaran perusahaan sainganmu keluar lebih dulu.

Dan sekarang aku marasakan kekalutan yang sama. WK alias Warta Kampus sudah turun cetak dab terbit. Padahal kali ini kami (mabeng) sudah berusaha memperceat proses produksi tabloid. Aku juga sering kali mengingatkan para reporter agar segera menyelesaikan berita mereka. Dan menurut catantanku, timeline pengumpulan artikel di tabloid ke 19 ini lebih cepat dari biasanya. hhh.. tapi ya begini, pada akhirnya deadliner tetaplah deadliner. Civitas yang biasanya dibagikan pada hari pertama ujian, sampai hari ini belum juga menampakkan wujudnya.


Aku membolak balik halaman WK....

Senin, 07 Mei 2012

Harakiri



Hari ini warga ceger khususnya perumahan RS IV dikejutkan dengan penemuan mayat seorang mahasiswi. Mayat tersebut ditemukan sekitar pukul lima sore di sebuah kamar di salah satu kos putri perumahan tersebut. Kondisi mayat yang mengenaskan membuat mahasiswi lain yang tinggal di kos itu berteriak-teriak hiteris selama lebih dari lima jam. Walaupun dengan isi perut yang berceceran, wajah korban dapat diidentifikasi dengan jelas.

Korban yang berinisial MH adalah seorang mahasiwi semester 4 spesialisasi kebendaharaan negara. Polisi belum mengetahui motif di balik terbunuhnya MH. Namun hingga saat ini, penyebab kematian korban diduga karena melakukan harakiri. Pihak terkait menduga korban melakukan harakiri karena gagal dalam ujian cost accounting. Hal ini turut diamini oleh beberapa saksi mata.

“Tadi setelah ujian dia galau dan nagis guling-guling,” tutur SUS, salah satu teman sekos korban. Teman-teman sekelasnya juga mengatakan hal yang sama, bahwa korban tidak kuat menaggung rasa bersalah akibat tidak bisa mengerjakan soal ujian. Dugaan semakin kuat dengan ditemukannya bukti SMS yang dikirim korban kepada teman-temannya.

*****
Aku mau harakiri.
Selamat tinggal teman-teman.
Aku bahagia pernah mengenal kalian :’)

Sent to many at 11.54.00
07-05-2012

Jumat, 04 Mei 2012

Mengejar Progesteron


“kamu besok nggak pulang juga?” tanya si gadis modis. Ceria seperti biasa.

“Iya,” jawab gadis yang diajaknya. lugas. Kata-katanya sederhana, seperti penampilanya yang juga sederhana.

“Yaudah ikut kita aja,”

“Ngapain?”  

“Les make up dan kecantikan” jawab si gadis modis. Masih sambil tersenyum

“Eegh...,” si gadis sederhana yang berpenampilan cuek itu memanglingkan muka. “Aku nggak mau kalo les kecantikan” jawabnya sembari memasang muka masam yang dibuat-buat.

Si gadis modis menampakkan ekspresi sedih

“Gitu yaa...” gadis lain di samping gadis pertama, yang juga tak kalah modis ikut bereaksi. Memasang wajah masam yang juga dibuat-buat

“Aku maunya mbolang,” tutur si gadis cuek itu pada akhirnya. Penuh semangat, senyum tersugging di bibirnya. Ia tetap memasang wajah ceria berlebih, tanpa sadar bahwa sedari tadi, dosen telah hadir di ruangan. Dan mungkin saja ia mendengar semua percakapan itu.

****

Mungkin kalian akan bertanya siapa si gadis modis, dan siapa pula gadis modis yang satunya. Tapi kalau si gadis cuek yang memilih mbolang daripada beajar kecantikan, seluruh dunia pasti sudah tau. Itu

Kamis, 03 Mei 2012

Perpisahan si Pria-Bocah Tengil


lagi-lagi aku tiba di penghujung sebuah pertemuan, perpisahan.

Dan lagi-lagi aku harus berpisah dengan salah seorang dari keluarga yang amat kusayangi. Entah mengapa harus ia, mengapa harus dari mereka. Satu per satu secara perlahan namun pasti, anggota kami di sini mulai berkurang. Dan lagi-lagi, aku tidak bisa mencegahnya.
Namun setidaknya perpisahan kami kali ini dihiasi dengan senyum. Si pria-bocah tengil itu memutuskan untuk keluar dari tempat ini dengan suka rela. Ia memang ingin pergi, dengan keputusannya sendiri. Bukan karena indek prestasi yang pas-pasan atau melanggar segepok peraturan. Melepas seorang yang kami sayangi, berat memang. Tapi itu jalan yang ia pilih.

Kuakui. Ia pemberani. Ia adalah seorang

Selasa, 01 Mei 2012

Tragedi Semalam


Memerintahkan orang skeptis-argumentatif untuk diam itu seperti megusir semut dari gula. Hanya bekerja beberapa saat, sebelum akhirnya ia kembali.

Ituah yang terjadi padaku. Aku ini tidak bisa diam ketika ada sesuatu yang mengusik pikiranku. Agaknya sesuatu dalam kepalaku ini saling berargumen di luar kendali. Akhirnya  mulutku, atau tanganku tak kuasa untuk menahannya, dan menyampaikannya dengan gamblang. Aku tak bisa begitu saja pura-pura cuek pada suatu permasalahan dan membiarkannya. Memang yang kulakukan bukanlah hal yang memberi kontribusi nyata, tapi aku melakukan upaya yang bisa kulakukan, yakni  dengan memberikan argumen.

Isu kenaikan BBM misalnya, walaupun berakting seolah tidak peduli, di kelas secara diam-diam aku menganalisa dampak negatif dan positifnya. Mengumpamakan seolah diriku ada di posisi orang yang pro kenaikan dan juga memposisikan diriku seolah aku adalah orang yang kontra akan kenaikan BBM. Dan ketika tanpa disangka salah satu dosen memerintahkan kami untuk berargumen seolah-olah kami tidak pro kenaikan BBM, itu mudah saja bagiku. (Walaupun mayoritas temen-temen yang lain setuju dengan kenaikan karena, mungkin, memang telah terdoktrin berada di pihak pemerintah)

Tentang akreditasi instansi pendidikan yang diwajibkan sebelum 16 Mei 2012 misalnya. Sesaat setelah dosenku mengatakannya, aku memikirkannya. Walaupun saat itu yang kukatakan adalah “nggak usah dipikirin pusing-pusing. Ini kan bukan urusan kita.”. Namun tidak bisa dipungkiri, aku memikirkannya. Bukan memikirkan bagaimana kelanjutan studiku atau nasibku nanti setelah lulus, tapi memikirkan bagaimana status kampusku. Hanya sebatas rasa ingin tahu. Kalaupun saat itu bisa, aku pasti akan langsung bertanya pada dosenku “bagaimana dengan status kampus kita pak?”. Dan untungnya aku tidak perlu menanyakannya karena beliau juga tidak tahu. Beliau menyarakan untuk membuka situs dikti, dan itulah yang kulakukan. Tapi nihil.

Mungkin kebanyakan pembaca akan percaya begitu saja ketika di pintu ATM terdapat tulisan “rusak” atau “uang habis”. Tapi tidak denganku. Sering, sering sekali aku tetap bersikukuh masuk ke dalam ATM dan membuktikannya sendiri. Dan tak jarang aku menemukan bahwa tulisan itu menipu, walaupun terkadang benar juga. Mingu lalu contohnya, aku mengabaikan tulisan “rusak” pada sebuah pintu ATM, dan ternyata setelah mencoba aku bisa mengambil uang seperti biasanya.

Sebenarnya inti cerita ini adalah mengenai permasalahan makrab kelasku. Makrab ini