Jumat, 11 Oktober 2013

Judisium dan Kesyukuran

ibu...
akhirnya aku tiba di penghujung kisah ini. Hari ini aku mengikuti prosesi Judisium Mahasiswa Bidang Akuntan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Tahukah ibu tentang Judisium? Ya, Ibu, prosesi itu adalah upacara sakral yang menunjukkan bahwa aku telah menamatkan pendidikan di tempat ini. Kalau kata Pak Kusamanadji, sang Direktur STAN, Judisium adalah hari dimana alma atau ibu telah melepaskan anak-anak yang telah dididik dan dibesarkannya. Ibu, hari ini, aku bersama 372 mahasiswa bidang akuntan, dinyatakan telah lulus dari STAN.

Oh ibu. Aku tidak pernah menyangka hari ini akan tiba. Aku tidak pernah membayangkan bagaimana keindahan dan kebahagiaan karena berhasil melalui hari ini. Ibu, banyak kawan-kawanku yang tumbang di tengah jalan. Mereka gugur saat sedang berjuang mencapai titik ini. Beberapa malah sengaja menggugurkan diri dan terbang pergi ke tempat lain, menuju tempat yang mereka inginkan.

Ibu, waktu berlari sangat cepat hingga tanpa sadar ia telah membawaku menapaki titik ini. Jujur, Ibu, aku tidak pernah menyangka jika suatu hari aku akan menyelesaikan pendidikan di kampus yang tidak pernah aku impikan ini. Aku tidak pernah bermimpi aku akan meraih gelar pertamaku di kampus plat merah ini, di kampus yang kata orang adalah kampus impian. Aku tidak pernah membayangkan aku akan dapat menyelesaikan perkuliahan di tempat yang sebelumnya tidak pernah kuinginkan. Tapi, mungkin memang inilah jalan terbaik yang dihadiahkan oleh Tuhan.

Ampun Ibu, anakmu ini memang anak yang tidak tahu caranya bersyukur. Aku tahu ibu, banyak orang yang ingin mengenyam pendidikan di kampus ini. Kampus ini memang menjanjikan. Ya, seperti yang dipercaya banyak orang, biaya pendidikan gratis dan akan ditempatkan di Kementerian Keuangan. Setiap tahun, puluhan bahkan ratusan ribu pelajar mendaftar agar dapat mengenyam pendidikan di kampus ini. Entah apa motivasi mereka, ingin penghasilan yang layak seperti kata orang, ingin meringankan beban orang tua, ataukah hanya karena dititahkan orang tua, sama seperti aku.

Oh ibu, mungkin anakmu ini memang tidak tahu caranya bersyukur. Anakmu ini sudah mengeyam pendidikan layak tanpa dipungut biaya pendidkan yang bisa mencekik leher. Anakmu ini juga menikmati segala fasilitas yang diberikan kampus: literatur perkuliahan, gedung dan ruang kuliah yang nyaman, internet, kuliah umum, para pengajar yang profesional dan berpengalaman, juga uang saku selama tingkat tiga. Tapi anakmu ini tak pernah mau mengubah hatinya. Anakmu ini belum juga mau jatuh cinta pada almamater yang telah membesarkannya. Anakmu malah menganggap bahwa lingkungannya malah mengungkung keliaran imajinasinya. Ah, tentu saja. Imajinasi liar anakmu tak akan bisa terbang bebas di tempat ini, Ibu. Anakmu ingin menjadi seorang ilmuan, bukan akuntan.

Ibu. Bukan berarti aku tidak suka pada almamaterku ini. Aku tidak benci padanya, hanya saja aku tidak pernah jatuh cinta padanya. Pernah, sekali aku tertarik padanya. Ya, hanya sekali, Ibu. Saat itu adalah saat aku mengikuti Dinamika, masa orientasi di kampus itu Bu.

Oh ibu...
Anakmu ini memang tidak tahu cara bersyukur. Anakmu selalu memperoleh IP cumlaude, selalu termasuk jajaran atas di kelasnya. Bahkan, saat Judisium anakmu ini masuk dalam jajaran 20 besar dalam satu spesialisasi. Kata teman-teman, peringkat 15. Ya ibu, aku memperoleh posisi ke-15 dengan predikat terpuji, di kampus impian banyak orang ini. Namun hanya secuil senyum yang kupersembahkan ketika tepuk tangan bergemuruh dalam ruangan. Secuil, Bu. Secuil. Hatiku? Hanya aku dan Tuhan yang tahu, Bu.

Iya, Ibu. Seharusnya aku adalah orang yang paing berayukur. Aku dapat menempuh pendidikan di kampus idaman, tanpa biaya. Aku selalu memperoleh indeks prestasi terpuji. Dan berkat doamu yang tiada henti, aku juga dapat lulus dari kampus ini dengan predikat terpuji. Dan berkat restumu juga, aku termasuk dalam jajaran dua puluh besar diantara 300an mahasiswa.

"Dan nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?"

Terlalu banyak nikmat Tuhan yang tidak aku ayukuri. Selama ini aku hanya sebatas syukur di bibir, tidak setulus hati. Betapa merugi anakmu ini, Ibu.

Oh Ibu...
Semoga aku bisa mencintai pekerjaanku kelak. Seperti seorang istri yang mencintai suaminya tanpa cela, seperti apapun keadannya.

Selasa, 03 September 2013

Setengah Hati

Pernahkah merasakan jantung hatimu terbelah jadi dua? Yang separuh entah di mana, yang jelas ia terpisah jauh darimu, dan yang separuh lagi ada bersamamu. Aku pernah. Rasanya setegah senang dan setengah nelangsa.

People said, home is where your heart belongs to. And its become complicated when you go home (to your house) and separated away from the one you love (where your heart belongs to). Where is your heart actually?

Mungkin terkadang orang hanya tak mengerti apa itu definisi rumah dan jantung hati. Mungkin juga terkadang ada banyak tanya yang tak akan pernah bersua dengan jawaban.

If home is where your heart belongs to, then how much heart people have?
More than one I think.

Mungkinkah jantung-jantung hati itu telah habis karena kita memberikannya pada orang-orang yang kita cintai? Ayah, Ibu, Saudara, sahabat, someone special.
Pasti jantung hati itu sangat banyak jumlahnya.

I think, I have two home.

PS: just randomly posted what i thought. And found its hard to cook it into a real paragraph. Maybe I have too much slack time.

Rabu, 28 Agustus 2013

Kabur

Kata beberapa orang kawan, aku adalah seorang oportunis. Ya, mungkin aku memang benar-benar seorang oportunis. Dan ternyata tidak mudah menjadi seorang oportunis.

Contohnya beberapa hari ini. Ada banyak skedul dan agenda yang telah ku rencanakan. Ini, itu, itu, itu, itu, dan kemudian itu. Namun karena beberapa alasan yang terdiri dari ini dan itu semua agenda tersebut berubrah berantakan. Hal-hal yang tadinya sudah direncanakan dengan matang terpaksa dibatalkan satu per satu atau diubah waktu pelaksanaannya. Jadilah selama dua hari ini aku mendekam di kos dan merasa tidak melakukan apapun. (Oke, sebenarnya memang ada hal-hal yang dilakukan seperti makan, tidur, minum, beres-beres, mencuci, membuat kreasi dari es krim, pergi ke kos nadia untuk memberi kejutan, dll.)

Entah ini dorongan dari si alter atau bagaimana, aku sangat sangat sangat tidak nyaman ketika harus berdiam diri di kos. Sungguh, menjadi seorang oportunis tidak mudah. Terkadang ada waktu-waktu yang terasa sangat sayang ketika digunakan untuk menonton film atau tidur sepanjang hari. Terkadang ada waktu yang terasa sangat sia-sia ketika hanya digunakan untuk rebahan sambil guling-guling di kamar. But its also uncomfortable to be in the place where you're not belongs to.

 Dan tiba-tiba saja rasanya ingin kabur dari semua ini.

Ingin kabur dari Bintaro. Ingin kabur dari rapat-rapat medcen yang tiada akhir padahal seharusnya kami sudah purna tugas. Ingin kabur dari ketidakjelasan. Sayang, sudah tidak ada tempat untuk melarikan diri. M, M, dan E sudah pulang ke rumah masing-masing. Sedang kos R dan E tidak mungkin. Ah, sudahlah.

Senin, 05 Agustus 2013

Cooking: Lebaran Cookies

Yup lebaran sebentar lagi. Dan aneka kue kering mais mulai beredaran. Mulai dari nastar, kastengel, bitterbolen, lidah kucing, dsb.

Di rumah, kami biasanya membuat kue kering, kue tanduk rusa, coklat mandi kacang, kastengel, chocochip cookies, dan kacang bawang. Soalnya beberapa kue tersebut--tanduk rusa, kacang mandi coklat, dan chocochip cookies-- jarang ada di rumah-rumah orang. Kalau chocochip cookies sih sebenarnya bisa beli di supermarket. Rasa dan bentuknya mirip Goodtime itu loh.

Sayang lebaran tahun ini tidak ada chocochip cookies dan kastengel. Kami tidak membuat chocochip cookies karena palm sulker (gula palem) di TBK dekat rumah sedang out of stock, begitu juga dengan di Intisari (Toko tempat kulakannya TBK dekat rumah). Ya sudah lah. Meski sudah beli baking powder, chochochip, mentega, dan tepusng, akhirnya saya tidak jadi membuatnya. Pupus sudah keinginan untuk membuat chocochip cookies. Padahal membuatnya paling menyenangkan karena tidak perlu menguleni adonan yang super berat seperti kue tanduk rusa. 


1. Kue tanduk rusa (modified)

Kue tanduk rusa ini adalah perpaduan kue basah dan kue kering, perpaduan antara cookies dan bread. Teksturnya mirip kue ratu semut atau kue basah lain. Bahannya pun sperti kue basah
-tepung
-margarin
-telur
-maizena
-susu
-dan yeast atau ragi untuk mengembangkan roti.
-selai nanas homemade
Tanpa gula.

Sedang untuk yang berwarna kuning di tengah adalah selai nanas. Pokoknya mirip sama kue basah yang biasa dijual di toko dengan aneka isian seperti strawberry, nanas, kelapa, coklay, dll.

Perbedannya adalah kue ini dibentuk kecil-kecil seperti kue kering dan di oven. Rasanya? Hmmmm... salah satu kue Favorit saya ^^. Rasa manisnya tidak terlalu pekat dan segar karena ada selali nanas *lebay

Kue ini sebenarnya telah mengalami metamorfosis dari bentuk aslinya, haha. Kenapa? Karena sangat susah untuk membentuk kepala rusa dan mepertahankan bentuknya. Karena menggunakan yeast/ragi, ketika didiamkan beberapa saat ketika menunggu adonan yang lain dibentuk pun adonan terus saja mengembang. Jadiah terkadang si kepala rusa rusak bentuknya. Padahal sudah disediakan waktu khusus untuk menunggu yeast bereaksi dan adonan mengembang.

Kalau misalnya dibentuk setelah pengembangan sempurna? Nggak bagus juga karena butiran udara pada adonan hasil fermentasi bisa rusak oleh tekanan tangan. Kalau sudah rusak, kue bisa bantet dan kurang krispi.

Nah, karena keribetan itulah maka diputuskan untuk mengubah bentuk kue ini menjadi bulat. Itupun juga harus berhati-hati. Soalnya, kue yang dibuat dengan yeast cenderung mengembang dan jika tidak bagus dalam menyatukan patahan adonan setelah memasukkan selai, adonan bisa merekah lagi dan mbleber-mbleber. Ra apik pokoknya.

2. Coklat mandi kacang.


Ini adalah camilan paaaling paaaling yang membuatnya mudah. Bahkan anak SD pun bisa. Bahannya:
-compound chocolate. 
Tim sampai leleh. Jangan sampai tercampur dengan uap air.
-kacang (bisa kacang tanah atau mete)
sangrai sampai matang tapi jangan sampai gosong karena akan keras. Ingat, tanpa minyak ya.
-taburan warna-warni untuk hiasan (entah apa namanya)

Nah, dari ketiga bahan itu, pasti sudah bisa dong menerka bagaimana caranya? :D Rasanya tentu saja enak, mirip silverqueen dengan coklat yang dikurangi dan kacang yang diperbanyak. Dan biasanya, camilan ini jadi camilan yang paling disukai oleh anak-anak kecil. Kenapa? Soalnya di rumah-rumah lain tidak ada, hehe.

Naaah, ini diaaa ^^
(kue 2 tahun yg lalu :p)

Yoko dan Bebek

Ketika pertama kali sampai di Bintaro tiga tahun yang lalu, saya mengalami kesepian tingkat akut. Kalau nggak bergerak, bawaannya sedih terus. Kalau nggak bergerak atau beraktivitas pasti rasanya jadi sendu dan biru. 

Nah, cerita punya cerita, mbak kos punya kain-kain flanel sisa yang saaaangat banyak. Tertarik dengan warna-warnanya yang unyu, akhirnya saya menciptakan makhluk ini.

Taraaa...


Namanya adalah Yoko (Nggak tau juga kenapa namanya itu). Jenis apa dia? Mungkin perkawinan antara buah peach dan CJ-7. Akhirnya si Yoko ini saya jadikan gantungan kunci kos yang keduanya saya jadikan gantungan HP biar nggak bingung nyarinya.

Beebrapa hari kemudian, biar si Yoko todak kesepian, saya menciptakan si Bebek. Kenapa bebek? Karena warna kuning dan bibirnya yang ndower itu sangat menggemaskan >.< (Tapi sayang si bebek ini jadinya malah kayak ayam -_-)



Ke mana si Yoko sekarang?

Entahlah.. Terakhir dia ditarik-tarik direbut sama salah seorang teman sampai anyaman gantungannya putus dan tidak bisa digunakan lagi sebagai gantungan kunci. Akhirnya Yoko purna tugas dan beristirahat dengan tenang...

Cooking: Sambel Penyetan ala Anak Kos

Lagi-lagi tentang harmoni (swalayan dekat kos dan kampus). Jadi kalau beli cabe merah keriting, cabe rawit, dan tomat di Harmoni pasti isinya banyak. Untuk cabai merah keriting biasanya dijual bungkusan dengan harga 3000 per bungkus, cabe rawit sekitar 1700an, dan isinya termasuk banyak dan bisa digunakan beberapa kali. Nah, karena kalau beli nggak mungkin sekali masak, akhirnya saya pakai cabe-cabe dan tomat-tomat itu untuk membuat sambal sampai beberapa kali.

Untuk lauknya, karena saya termasuk anak kos yang mau praktis saja, ya pakai tempe atau teri goreng. Bisa juga dengan telur dadar atau tahu goreng. Apapun, yang penting praktis dan cepat, hehe.

Ini dia penyetan murah ala anak kos T_T

1. Tempe penyet



2. Teri Penyet

Cooking: Tahu All The Day

Semua masakan pada postingan ini pasti mengandung tahu sebagai bahan utamanya. Kenapa? Karena kalau beli tahu di Harmoni (Swalayan dekat Kampus), satu bungkus pasti isinya buaaanyak dan tidak mungkin habis sekali makan. Yah, jadilah tahu-tahu itu harus diolah beberapa kali biar nggak mubazir.

Ini dia masakan anak kos yang terbuat dari tahu dan dengan bahan seadanya biar ngirit.

1. Dadar Tahu



2. Tumis kacang panjang tahu


2. Semur Tahu


4. Tumis kangkung tahu (lagi)

Kalau tahumu masih sisa? Bisa dibuat perkedel atau tahu bacem. Masih sisa juga? Bagi-bagi dengan tetangga kos :D

Cooking: japanesse omurice

Omurice alias Lemper Jepang

Omurice ini hampir sama dengan nasi goreng indonesia. Hanya saja di Jepang, mereka menggunakan daging ayam, jamur, kacang polong, wortel, wine, dan dashi sebagai campuran. Cara membuatnya pun sama. Bahan-bahan campurannya, sesuka hati saja^^.

Yang paling membedakan omurice dari nasi goreng hanyalah tampilannya yang lebih cantik karena dibungkus dengan telur :D

Di rumah, karena kami tidak boleh menggunakan penyedap sama sekali, Dashi diganti dengan rese yang telah disangrai dan dijadikan bubuk. Yah, hampir mirip lah dengan kaldu bubuk. Apa itu rese? Rese adalah sebutan untuk orang yang menyebalkan. Ehem, sebenarnya bukan itu juga sih. Rese adalah semacam udang dengan ukuran kecil-kecil, seukuran dengan rebon tapi bukan rebon. Rese biasa dijadikan sebagai penyedap yang alami. Saya sendiri juga tidak tahu kenapa ukuran Rese ini sangat kecil, apakah memang spesiesnya, ataukah dipanen sejak dini.

Untuk kacang polong, karena di desa sangat sulit ditemukan (hanya ada versi kacang kapri yang masih bayi dan belum layak untuk disebut kacang polong) kacang polong bisa diganti dengan jagung dan lain sebagainya. Yang penting omuricenya tidak terlihat terlalu pucat.

Waktu buat ini para adik senang bukan main, katanya Omurice kayak yang dibikin Park Ha di Serial Rooftop Prince. Tapi kalo menerutku sih, ini mungkin semacam jenis lain dari lemper versi jepang.

Nasi Goreng dan telur dadar ala indonesia
PS: Maaf untuk kualitas foto yang jelek, HP saya belum automatic focus T_T

Cooking: Korean Egg Roll


Korean Egg Roll. 

Iseng-iseng buat beginian waktu ibu request telur dadar untuk lauk. Bahan-bahannya sama seperti kalau mau membuat telur dadar, cuma teknik menggorengnya yang berbeda. Soalnya setiap adonan sudah hampir matang, harus digulung, ditambahi adonan lagi, digulung lagi, ditambahi adonan lagi. Egg Roll ini juga bisa dibuat menjadi bentuk hati dengan cara memotongnya, membalik bagian yang satunya, dan menyatukannya lagi. Bingung? Ya pokoknya gitu lah, hehe.

Oh iya. Meski nggak pernah upload foto makanan di blog, tumblr, twitter, apalagi facebook, bukan berarti aku nggak pernah masak. Sudah sejak kecil malah :D

Meski kelihatan pecicilan, methakil, dan nggak bisa apa-apa, menjahit dengan mesin jahit manual juga sudah kukuasai sejak.SD. Kan mudah, nggak susah? Iya juga.. Tapi bagi seorang anak SD, mengayuh pedal mesin jahit itu tidak mudah lho... Kadang rodanya malah berputar ke arah yang berlawanan :p (adik sering soalnya)

Menjahit dengan tangan? Malah lebih mudah. Soalnya kan koordinasi dengan tubuh. Tusuk jelujur (yang paling biasa), feston (biasanya dipakai untuk membuat kreasi dari flanel), rantai (untuk membuat motif), silang, sum (untuk menekuk pakaian yang terlalu panjang karena tusuk jenis ini hampir tidak terlihat dari luar), dan macam-macam tusuk lainnya. Kebanyakan sudah lupa soalnya jarang dipakai -_-

Ah, jadi ingat baju-baju boneka barbie muslim yang dibuat sendiri dari potongan kain sisa baju buatan ibu. Betewe, pada kemana ya mereka? Si Barbie juga -_-

#Cooking: Spaghetti Rendang



Spaghetti (pie iki le nulis ra ngerti) rasa rendang. Dibuat bareng renjer putih alias alias Nadsky alias Nadskeh alias Nadia buat ikitan salah satu giveaway dengan tema masakan kreasi rendang.

Niatnya sih mau menggabungkan cita rasa dalam negri yaitu rendang dan luar negeri yaitu spagheti. Saus yang biasanya dibuat dari perpaduan saus tomat dan saus sambal, diganti dengan pasta rendang. Rasanya? Ya spagheti rasa rendang :D
Sayang, nggak jadi upload soanya foto-foto waktu masak kurang lengkap padahal itu salah satu syaratnya. Mau foto lagi, eh udah keburu sibuk terus pulang kanpung buat PKL. Rip spagheti Rendang

Rabu, 17 Juli 2013

Kejujuran Anak-Anak

Bicara tentang kejujuran, oramg dewasa itu adalah makhluk yang paling nggak jujur. Terutama soal perasaan. Yang aslinya suka tapi pura-pura biasa, atau yang aslinya kesal setengah mati tapi pura-pura simpati. Ah, orang dewasa.

Kemana perginya kejujuran sewaktu kita masih kanak-kanak? Padahal sewaktu anak-anak kita selalu jujur. Ya, mungkin karena nggak ada beban perasaan. Kalau enak bilang enak, kalau nggak enak berusaha diam. Kalau cantik bilang cantik, kalau jelek diam saja.

Ngomong-ngomong tentang kejujuran anak-anak, tadi di kantor ada mbak-mbak yang anaknya mampir ke kantor setelah pulang sekolah.

Para ibu dan bapak rekan kerja si embak tadi iseng-iseng bertanya tentang makanan kepada si anak.

"Puasa enggak?"
puasa doong
"Padahal kemarin ke sini bawa es, hahahaha"

"trus di rumah biasanya siapa yang masak?"
Simbah..
"eh itu ibu tau yang masak..." (ibu)
Bukaan.. Yang masak kan mbah uti
"kan kamu belum bangun waktu ibu masak" (ibu)
Enggak, mbah uti kook...

"Trus biasanya kalau makan pakai apa?"
Em.. Kadang indomi..
Sama telor..
"hahaha, indomi... (ibunya)

"Trus tadi malem tarawih nggak?"
Kalau tadi malem enggak. Ibu juga enggak
"nggak sama ayah tarawih di masjid?" (ibu)
Ayah kan tadi malam nggak tarawih
"mosok?" (ibu)
Orang ayah di solo kook

"hahaha.. Hayo, ayah yang mana dulu yang taraweh. Ayah yang satu kan di solo" (rekan-rekan kerja)

Yah lucu juga sih mendengarkan kejujuran anak-anak :D mereka nggak peduli dengan rasa jaim atau apapun, pokoknya jawab dengan jujur. Coba orang dewasa, pasti ada seribu satu cara untuk menyembunyikan fakta yang kurang sedap. Mungkin itu dengan kaimat bersayap, atau dengan kebohongan.

Yah, semoga saja aku bisa terus menjaga kejujuran hingga nanti usia memakan ragaku.

Ngomong-ngomong tentang anak, gara-gara habis mbaca postingan tumblr salah satu temen, aku jadi pengen deh menikah muda. Mungkin 24 atau... 24 kali yaa.  Bener juga sih kata temennya si temen. Setidaknya usia-usia segitu kemungkinan masih menjadi pelaksana. Belum terlalu sibuk dan masih bisa memberi perhatian pada keluarga terutama anak. Setelah itu, bisa lah merintis karir atau melanjutkan sekolah. Kalau sibuk pun, anak sudah memasuki usia yang cukup matang.

Coba semisal menikah ketika karir sudah menanjak bagus, ah pasti si anak yang masih batita itu bakal kesepian di rumah. Tapi ya, yang lebih ideal lagi menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, sambil berkarir dari rumah :D

Dan kalau besok benar-benar menjadi seorang ibu, semoga bisa merawat anak dengan baik. Paling tidak, sholat berjamaah, memasak untuknya, dan bukan indomi :)

Kamis, 11 Juli 2013

midnight

malam telah mendaki jalurnya, tak lama lagi ia akan mencapai puncak. Hanya tinggal menunggu detik masa hingga sepuluh tergantikan oleh sebelas. Ya, meski begitu mataku masih saja membandel enggan beristirahat.
Kucoba memejamkan mata. Tetapi kemudian sekelebat bayang-bayang muncul dalam kepalaku. Dan sialnya, bayangan itu mengaktifkan kembali neuron-neuron dalam otakku. Berpikir dan terus berpikir. Jadilah si mata enggan terpejam meski sedari tadi telah kupaksa ia dengan sejuta cara.

Salah siapa? Kau mata, kau otak, atau kau aku?
Ah sudahlah.

Bicara tentang otak, kadang pekerjaan yang statis dapat membuat otak kita mati. Dan itu bukan hanya teori, tetapi fakta. Parkinson misalnya, penyakit yang menyerang syaraf di kepala itu kebanyakan menyerang mereka yang melakukan hal sama secara terus menerus.

Tahu tentang Mohammad Ali? Ya. Muhammad Ali adalah nama baru  Cassius Marcellus Clay setelah ia memeluk agama Islam. Tahukah bahwa ia divonis terkena Parkinson? Menurut artikel yang pernah kubaca, gal itu disebabkan karena ia melakukan gerakan tinju yang sama secara berulang-ulang selama bertahun-tahun. Meski ada berbagai variasi gerakan, namun secara umum gerakannya itu-itu saja.

Parkinson juga dapat menyerang para pemain musik semisal pianis atau pemain biola. Karena meski nada yang dimainkan berbeda, namun gerakannya serupa. Dan mungkin Parkinson juga bisa menyerang para akuntan yang menjadi penulis karena jari-jari mereka selalu bekerja dengan komputer. (Baiklah, aku mau jadi ibu rumah tangga sama penulis saja deh biar nggak Parkinson :p)

Menyoal otak dan pekerjaan, ternyata menjadi pegawai negeri pun tak selamanya bagus untuk otak.
Kemarin, seorang Bapak di seksi vera bercerita. Katanya, ia sudah jenuh dengan pekerjaannya dan menginginkan ketengangan.

"kalau bekerja menjadi pegawai, lama-lama otak bisa mati." kata si Bapak.

Sontak saya dan tiga teman lain di ruangan itu bertanya ,"kenapa Pak? Kok bisa?"

"Karena kita hanya sebagai pelaksana kebijakan. Apapun mau orang yang di atas, kita harus melasanakan. Meski terkadang kebijakan itu aneh atau bagaimana."

Sebagai pegawai kita memang selalu dituntut untuk patuh pada kebijakan yang dibuat oleh orang atas. Dan menurut analisaku yang baru tiga tahun merasakan kuliah di sekolah kedinasan, kepatuhan itulah yang membuat kreatifitas otak kita mati. Bagaimana tidak, karena kita memang dibayar untuk patuh.

"Mau tidak mau, kita tetap harus patuh dan melaksanakannya. Meski terkadang kebijakan itu tidak sesuai hati nurani." lanjut si bapak. Ia kemudian mendesah. Sedang kami berempat masih asik dengan koreksi laporan keuangan sakter. "Kalau tidak mau otaknya mati, ya, harus ada sampingan di luar." lanjut si Bapak.

"Misalnya, semacam bisnis, begitu Pak?" tanyaku.

"Iya. Bisnis atau apa.. Setidaknya pikiran kita tetap berjalan. Karena pekerjaan di sini ya itu-itu saja. Statis"

Benar juga kata si bapak. Hari pertama PKL, di seksi pencairan dana, semangat yang tinggi membuncah di dalam dada. Ada rasa tertarik ketika menjalani aktivitas yang selalu hidup di seksi ini. Selalu ada pekerjaan dan tugas yang dilakukan.

Menginjak hari kedua ketiga rasa bosan mulai datang. "Ah, kok ini-ini saja pekerjaanya?" Ingin pekerjaan yang lain tapi sungkan meminta, karena memang tugas itu yang diberikan pada kami dan tidak habis-habis. Lagian, siapa aku? Padahal baru beberapa hari di sekai itu. Dan menurut ketentuan, kami akan di-rolling seminggu sekali. Bagaimana dengan para pegawai yang dirolling dua atau tiga tahun sekali? Pantas si Bapak bilang ia ingin pindah ke seksi lain.

Rolling dan mutasi memang tidak hanya sebatas upaya untuk meminimalisasi KKN di lingkungan kerja. Lebih dari itu. Rolling juga bermanfaat untuk menghidupkan kembali kepekaan sosial dan juga kepekaan pikiran kita. Jangan sampai, suatu saat nanti pikiran mati karena melakukan pekerjaan yang itu-itu saja. Apalagi sampai terkena parkinson, duh!

Oh iya, selamat tidur untukmu yang berada di kota pahlawan:)
Semoga peri mimpi mendatangi malammu dan memberi sebuah kantung berisi mimpi indah.

Rabu, 19 Juni 2013

Fallen

That's why I'm falling for you. Coz you treat me like there is a princess inside me.

Selasa, 11 Juni 2013

Botol Suara

Aku terjatuh pada suaramu yang merdu bagai alunan lagu.
Jika bisa, akan kutangkap suaramu, lantas kumasukkan ke dalam botol kaca. Akan kuletakkan ia di bibir jendela, untuk menarikku dari mimpi setiap pagi

Minggu, 09 Juni 2013

Maut

Terkadang aku takut bayangku semakin memudar lantas menghilang tanpa sesumbar.  Terkadang aku kalut jika suatu saat desau kabut membuat bayangku hanyut dalam kemelut waktu. Terkadang aku takut jika semburat kenangan akan laut dan kita, lebur memudar begitu saja. Terkadang aku takut jika suatu saat bayangku tak lagi sanggup tinggal dalam kepalamu.

Terkadang aku kalut jika warnaku tak mampu mengusir cemberut dari sudut wajahmu. Terkadang aku takut daya bayangku tak mampu menorehkan stitik warna dan menghapus duka lara. Terkadang aku kalut memikirkan maut yang terus menerus menimbulkan carut marut.

Tapi tak perlu takut, katamu. Bisikkan saja pada maut agar menggambil apa yang membuatmu takut. Tak perlu kalut, katamu. Karena maut pasti akan segera menyulut racun pada rajut raga. Apa yang membuatmu takut, pasti tersengat lantas mati terkejut.

Ah, tapi, yang membuatku takut itu diriku.
Masih bolehkah aku memohon pada maut?


Sabtu, 18 Mei 2013

Lagi

Lagi,
jasadmu kembali hadir
dalam pesona bagai lentera elendil
Senyata bilangan ganjil

Bahkan aku dapat melihat warna rona jiwamu
Juga seolah menangkap serpihan senyummu
Hingga aku tak dapat lagi membedakan
Mimpikah?
Nyatakah?

Repost. Kali ketiga aku bertemu denganmu, dalam mimpi. Entah kapan


Jumat, 17 Mei 2013

Lelah

Ibu
Aku lelah terus menerus begini. Aku lelah terus menerus menari mengalir seirama aliran sungai. Aku lelah harus mengikuti kemana aliran membawaku pergi. Padahal, kata dedaunan yang dulu menggantung kokoh di pepohonan depan rumah kita, jatuh dan terbawa aliran sungai adalah hal termudah dan terindah.

Tapi ibu,
Mengapa aku lelah?

Sabtu, 11 Mei 2013

Beda

Teruntuk kamu yang di sana. semoga kamu bisa menggapai apa yang kamu harapkan: membahagiakan ia walau hanya sementara. Walau terkadang aku masih merasa menjadi korban atas persona yang kalian kenakan, dan hanya aku yang menjadi saksi bisu atas luluhnya sebuah janji.

Ya, kau bilang aku yang paling mengenalmu, dan kau butuh pendapatku. Lantas apa?

Akankah kata-kataku berarti?

Minggu, 05 Mei 2013

Me-nga-pa?

Lagi.
Beribu tanda tanya tiba-tiba berlari
datang menghampiri,
menghantui
hingga ke sudut elegi

Me-nga-pa?
Mengapa tuhan memilih lembaran ini?
Mengapa harus aku
Yang menemukan titik hitam biru
diantara sejuta goresan penamu?
Mengapa aku harus tahu?

Me-nga-pa?
Sungguh, aku tidak pernah ingin tahu

Destruktif
Hitam pekat berubah membiru
Pahit kopi berubah semanis susu
Dan kasur menjadi tandu
Hanya candu
Yang terus melesat secepat peluru

Bukankah aku tuhan dalam cerita ini
Ini kisahku
Akulah  Adam
Aku jugalah Dajjal

Oh ya, mengapa?
Sunguh 
aku tidak ingin tahu. 
Sekalipun kau 
bersujud untuk memberitahukannya padaku.

Aku tak peduli. 
Karena aku tahu, 
sejak dulu,
pertanda selalu berkawan baik denganku.

Dan mungkin pertanyaan kali ini adalah jawaban atas beribu pertanyaan yang lalu. Pertanyaan yang dulu selalu datang berkunjung, dan berteriak-teriak di depan pintu, lantas enggan pergi hingga aku balas berteriak dan mengusirnya.

Mungkin juga, ini adalah pertanyaan terakhir yang akan menjawab segala tanya yang dulu tak mungkin terjawab. Mungkin ini adalah pertanyan sebagai pemungkas dongeng ini. Cukupah tuhan yang tahu jawabannya. 

Minggu, 14 April 2013

List

Kemarin pergi ke pasar senin dan gramed matraman. Sama Bayu dan Pandu. Entah kenapa, mereka berdua kayak pasangan suami istri dan aku malah kayak pembantu.

Belanjaan si Bayu

Siti Nurbaya
Gadis Pantai
Catatan seorang demonstran
Tetralogi Pulau Buru

Semoga cepet kelar... Entah kenapa butuh usaha ekstra biar bisa nyelesaiin bukunya mbah Pram yang pengantar tidur itu, padahal kalau mbaca Negeri Para Bedebah atau Negeri di Ujung Tanduk, beberapa jam aja udah kelar..

Dan iseng-iseng kita bertiga mampir di gramed matraman. Trus nemu novel yang judulnya Tiya. Persis sama nama panggilan sejak kecil, Tiya pake 'y'

.
ah.. Hedon buku telah usai. Semoga bisa jadi aset buat rumah baca di masa depan :')


Jumat, 12 April 2013

Pelajaran

Entah kenapa, ujug-ujug saya disuruh ikut, dikorbankan, dan dieksploitasi kelas untuk ikut TBC. Padahal yah, saya nggak bisa apa-apa. Yang serve nanggung, maunya pukulan menyilang tapi keblabasan, mau bikin bola menukik tapi sikut refleks nekuk dan jadinya datar-datar aja (atau malah nyangkut di net karena terlalu menukik). Yah, dan segala kebodohan lainnya yang lebih parah. Misalnya mau ikut-ikut bikin serve tipuan tapi ternyata nggak nyampe, atau nyangkut.

Biasanya sih saya melakukan hal itu untuk bersenang-senang, untuk refreshing biar bahagia. Kalau kata buku-buku yang saya baca, olah raga bisa meningkatkan kadar hormon endorphin, hormon yang bikin bahagia. Tapi, memang benar sih...Setelah olah raga, saya biasanya lebih rileks dan tenang.

Jadi ini pelajaran-pelajaran yang saya dapat dari guru Sapi dan Gunu Enny

Selasa, 09 April 2013

Berubah

"Segala yang tumbuh, perlu menyesuaikan keadaan. Keadaanlah yang akan mendewasakan segala yang bertumbuh"
 -Jejak Langkah, dengan penggubahan"

Perubahan merupakan suatu keniscayaan. Semua elemen, molekul raksasa hingga atom setara dzarrah pun, ditakdirkan untuk berubah. Bahkan, kecepatan cahaya, sebuah besaran yang mutlak pun akan mengalami perubahan ketika melalui medium dengan kerapatan berbeda.

Mungkin, hanya es, satu-satunya bagian dunia yang sanggup mengingkari keniscayaan waktu sebagaimana  tertulis dalam lauful mahfudz. Ia secara ajaib, memperlambat pergerakan mikroba pengubah wujud dan masa. Ia, secara ajaib, juga satu-satunya yang dapat menyimpan kelembaman serta kelajuan mutlak. Tapi terjebak dalam es untuk menyentuh keabadian, siapa bersedia?

Kamis, 28 Maret 2013

Pertanda

Tahukah, Tuhan selalu memberi pertanda kepada hamba-Nya? Sesamar apapun, sekecil apapun. Selalu. Masalahnya, ada pada diri kita. Apakah memekakan ataukah menulikan hati?

Selasa, 26 Maret 2013

Pertanyaan Terakhir

Ujian KSPK. Take home exam. Ujian pertama dalam hidupku yang bentuknya begini unik.

Ketika berandai-andai tentang masa depan, mungkin ada begitu banyak mimpi yang ingin diraih. Ada berjuta-juta gambaran indah masa depan yang kelak kan dijalani. Bayangan itu, lentur dan elegan, menarikan suka tepat dipelupuk retina. Sungguh. Tiada paksaan apapun yangharus kubebankan pada pikiranku agar dapat menghasilkan imaji liar masa depan.

Pak tua memang benar. Ada hal yang lebih penting dari pengetahuan, yakni imajinasi.

Sabtu, 16 Maret 2013

Takut

Ah, sesungguhnya aku terlalu takur untuk mengalaminya lagi.

Takut dan kalut.

Ia memang datang perlahan, tumbuh perlahan seiring waktu, bersemi, dan mekar secara perlahan-lahan. Tak ada yang dipaksakan, semua mengalir seiring aliran waktu. Sama sekali tak ada kesumiran karena semua proses berserah kepada alunan tangan Tuhan. Tuhan membuat cerita ini mengalir secara perlahan tanpa ada ketergesaan dalam setiap goresan.

 Tapi aku takut.

 Bukankah

Selasa, 12 Februari 2013

The Moment

I love that moment.

Ketika kita dapat bercengkrama dan menertawakan segala hal. Ketika kita sama-sama merasa diterbangkan dan, kadang, teraduk oleh keadaan.

Aku merindukan momen-momen itu. Ketika seolah hanya ada kita bersama kesunyian. Hanya ada kita dan cerita. Hanya ada kita dan tawa. Hanya ada kita dan kejahilan yang perlahan menyengat.

Jumat, 08 Februari 2013

What I've Done

what i've done this far..
apa yang bisa kuberikan untuk orang lain?

Jika mendengar cerita tentang dirinya yang mandiri dan bahkan membiayai orang tuanya, diri ini jadi merasa kecil. Ah, mungkin itu semua mengapa karakternya menjadi seperti itu: tidak pernah meminta.
Ada rasa haru ketika Ayahnya menceritakan betapa mandirinya ia. Ada rasa iri ketika ibunya dengan bangga mengisahkan tekad kuatnya sejak kecil: menggambar sampai pagi sejak usia dini, tidak pernah meminta uang saku, tidak pernah meminta.

Jika mendengar tentang seorang kawan yang tidak pernah meminta biaya sepeser pun untuk kuliah, bahkan berkeinginan meberikan sebuah kendaraan untuk kedua orang tuanya di hari kelulusan. Begitu kuanya keinginannya untuk mengakhiri masa kuliah secepatnya agar dapat bekerja dan menghasilkan sesuatu. Betapa galaunya ia ketika kawan-kawan dan bahkan dosennya meragukan keinginannya untuk mengambil tugas akhir secepat mungkin. Betapa mereka tidak mengerti perjuangan yang ia lakukan.
Sedang aku?

Rabu, 06 Februari 2013

The Past

We used to love each other. But now, that incredible feeling has gone. Maybe just a while, or maybe forever.
Its funny to see the former us. You walk beside me and my hand on yours. Talking and laughing each other
Its funny to see

Sabtu, 19 Januari 2013

Mimpi

"engak lah, masak mau ngemodusin temen sendiri" nah. satu kata. Tapi entah kenapa, sepertinya cukup untuk memperkeruh dan menjelaskan semuanya. Padahal semalam aku bermimpi, menapaki jalan menunju tempat yang sejak kecil selalu ingin kukunjungi, bersamanya. Padahal semalam aku bermimpi melihatnya memperoleh kembali kebebasannya. Padahal semalam aku bermpimpi pergi ke tempat itu bersamanya, bersama kebebasannya.