Minggu, 11 Januari 2015

Bersahabat dengan Alam

Pergi ke lokasi wisata alam kini menjadi trend dan tradisi tersendiri. Lihatlah ketika akhir pekan datang. Lokasi-lokasi wisata alam pasti penuh dijubeli pengunjung. Ini berbeda dengan 10 hingga 15 tahun yang lalu. Atau setidaknya, berbeda dengan apa yang ada di ingatan saya waktu itu.

Wisata alam pertama yang saya ingat adalah ketika saya, bapak, dan adik pergi ke kali Kuning, sebuah sungai yang masih asri di bilangan kaki Gunung Merapi. Saat itu, kira-kira ketika saya masih duduk di bangku kelas dua SD, Kali Kuning tidaklah populer, berbeda dengan saudara sepersusuannya, Kali Urang. Anehnya, ketika keluarga lain lebih suka pergi ke taman wisata Kali Urang, saya dan adik jstru lebih suka menjelajahi seluk beluk Kali Kuning.

Berenang hanya dengan mengenakan kaos dalam dan celana dalam--benar-benar seperti anak liar, menyusuri tepian sungai hingga menemukan sumber mata air, memasukkan bekal minum dan buah ke dalam air yang dingin, hingga menyeberangi bukit tembusan ke taman wisata Kali Urang.

Saat itu, hanya kami bertiga yang ada di lokasi itu. Sesekali ada seorang penjual yang lewat. Ah ya, ada juga bapak-bapak penjaga parkir yang posnya nun jauh di sana. Beberapa tahun kemudian, ketika kami kembali menyambangi Kali Kuning untuk yang ke sekian kalinya, baru lah kami menjumpai keluarga lain: seorang ibu dan dua anak lelakinya. Merekalah yang membuat saya enggan melepas pakaian untuk mendi di sungai.

Mungkin eksklusifitas itulah yang membuat saya agak kurang sreg berada di tempat wisata yang terlalu ramai. Saya merasa kurang bebas untuk menjamah titik-titik indah di lokasi tersebut. Ini sangat berbeda dengan beberapa teman saya yang justru suka jika mengunjungi tempat wisata yang ramai.

Sebenarnya, sebelum dikenalkan pada Kali Kuning, saya terlebih dahulu telah mengenal Kyai Langgeng atau Gembira Loka. Tapi tetap saja, pesona kealamian Kali Kuning kala itu benar-benar merasuki jiwa hingga saya tak pernah melupakannya.

Saya bersyukur karena Bapak telah mengajarkan untuk berteman dan mencintai alam sejak kecil. Tak perlu takut, cemas, atau bingung saat berada dalam dekapannya. Ia tak menyakiti, justry melindungi :)

Ah ya, beberapa minggu yang lalu saya dan keluarga sempat mengunjungi Ketep, Umbul Ponggok, Pantai Glagah, juga Pantai Klayar dan Goa Gong di Pacitan. Tapi tetap saja, selama di perjalanan, kami justru mengenang Kali Kuning. Apa kabar ia sekarang?