Sejak pertengahan semester satu, sudah banyak tawaran mengajar yang datang.
“mau nggak jadi guru privat di daerah xxxx?”
“tentangga kos kita minta anaknya diprivat Fisika, kamu mau?”
“eh, ini ada tawaran ngajar lumayan lho...”
Dan saat itu aku selalu menolak tawaran-tawaran itu.. Seperti kata ibuku, “kamu jangan jadi guru privat. Iya sih, enak, dapat uang. Tapi banyak juga yang keasyikan sampai kuliahnya keteteran..”. Dan aku hanya bisa meng-iya-kan. “Kalau mau jadi guru privat besok semester dua saja. Liat Ipmu semester satu..”
Dan sekarang, di semester dua ini, yawaran mengajar kembali datang...
“mau ngajar Matematika? Anak kelas 3 SMP kok, Cuma dua minggu, tempatnya nggak terlali jauh...,”
“biarkan aku berpikir,” jawabku. Dan sehari kemudian, aku kembali dikejar-kejar..
“Gimana? Ibunya udah nanyain,”. Dan ketika aku menyarankan nama temanku, dia menjawab ,”si xxxxx merekomendasikan kamu”. Wah, jadi tersanjung, padahal kalau dilihat-lihat aku belum berpengalaman..
Dan sekarang aku tidak bisa memakai nasehat ibuku sebagai alasan. Kalau dulu aku akan berkata, “ibuku belum meperbolehkanku untuk jadi tentor,”.
Tapi sekarang...
“mau nggak jadi guru privat di daerah xxxx?”
“tentangga kos kita minta anaknya diprivat Fisika, kamu mau?”
“eh, ini ada tawaran ngajar lumayan lho...”
Dan saat itu aku selalu menolak tawaran-tawaran itu.. Seperti kata ibuku, “kamu jangan jadi guru privat. Iya sih, enak, dapat uang. Tapi banyak juga yang keasyikan sampai kuliahnya keteteran..”. Dan aku hanya bisa meng-iya-kan. “Kalau mau jadi guru privat besok semester dua saja. Liat Ipmu semester satu..”
Dan sekarang, di semester dua ini, yawaran mengajar kembali datang...
“mau ngajar Matematika? Anak kelas 3 SMP kok, Cuma dua minggu, tempatnya nggak terlali jauh...,”
“biarkan aku berpikir,” jawabku. Dan sehari kemudian, aku kembali dikejar-kejar..
“Gimana? Ibunya udah nanyain,”. Dan ketika aku menyarankan nama temanku, dia menjawab ,”si xxxxx merekomendasikan kamu”. Wah, jadi tersanjung, padahal kalau dilihat-lihat aku belum berpengalaman..
Dan sekarang aku tidak bisa memakai nasehat ibuku sebagai alasan. Kalau dulu aku akan berkata, “ibuku belum meperbolehkanku untuk jadi tentor,”.
Tapi sekarang...