untuk pertama kalinya aku merasa terkekang, semacam ada sedikit kebebasan yang direnggut. biasanya aku selalu bebas, menclok kesana, menclok kemari.
tapi kali ini kebebasan itu harus terhalang sebuah tembok bernama kekakuan.
Aku tidak pernah menyalahkan ia yang tidak mudah memaafkan orang lain. Aku juga tidak menyalahkan dirinya yang begitu keras kepala dan egois.
Dari awal,