Air dan garam mungkin terkadang beradu jotos, berebut siapa
yang menempati permukaan. Air dan minyak barangkali terikat sumpah untuk saling
tak bersentuhan. Walau sebenarnya, jauh di lubuk hati mereka menyimpan rasa
saling menyayangi. Ingin selalu bersua, namuan tak kuasa karena permainan
takdir.
Aku dan ia mungkin tak pernah duduk sebangku. Namun kau tak
tahu bukan? Aku dan ia kerap kali mendengarkan nyanyian malam berdua. Menikmati
terpaan purnama bersama sambil menyenyam sekotak es krim. Atau terkadang berlarian,
kejar mengejar dan menari di bawah rintik gerimis. Aku dan dia mungkin sering duduk
bersama. Namun tahukah engkau? Aku tak pernah ada di malam-malam ketika ia
tertawa diantara kemilau lampu.
Aku ada di duniaku,
dan dia di dunianya.
Persahabatan tidak sesederhana melihat teman duduk, kawan.
Kau tak bisa melihat ikatan diantara kita, hanya dengan melihat kursi itu. Ia
kosong tanpa kita, dan kita tak pernah dapat tergambarkan olehnya.
Siapa ia,
siapa aku,
siapa dia,
siapa mereka,
itu bukan
apa-apa.
Kau dan aku pun, selalu terpisah. Hanya kita dan Tuhan yang
tahu, temali jenis apa yang mengikat kita
pembicaraan sore tadi di Student Center,
ketika tiba-tiba aku menjadi sangat defensif
Tapi tanang kawan, kita pasti bisa :)
ketika tiba-tiba aku menjadi sangat defensif
Tapi tanang kawan, kita pasti bisa :)
0 komentar:
Posting Komentar