Selama ini banyak hal-hal bodoh yang tanpa sengaja
kulakukan. Aku tidak tahu apakah itu semacam kutukan, ketidakberuntungan,
ataukah hanya ketidaksengajaan semata.
Mulai dari tergores benda tajam, menyebabkan perabot patah
atau rusak, miss saat mengerjakan sesuatu, sampai alat elektronik yang rusak.
Apakah ini termasuk kecerobohan, keteledoran, atau kebodohan. Mungkin
jawabannya adalah semua itu. Dan untungnya tubuhku mempunyai imun yang cukup
bagus untuk memulihkan diri selepas terluka karena diri sendiri, jadi ia tidak
rusak seperti perabot-perabot di rumah selama ini.
Usiaku sudah cukup dewasa. Aneh rasanya ketika tiba-tiba
tanganku berdarah karena terjepit kunci pintu di toilet umum atau ketika
mengangkat lengan tanpa sengaja menggores paku di dinding sehingga menimbulkan
lukagores yang cukup dalam. Si paku tidak beralah, karena tidak ada sejarah
orang pernah terluka gara-gara paku sial itu. Oke, sebenarnya bukan pakunya
yang sial, tapi aku.
Dan hari ini aku kembali melakukan hal bodoh.
Tim estafet kelas kami berhasil melaju ke final setelah
berhasil mengalahkan lawan dengan kaki yang jenjang-jenjang walaupun kakiku
pendek. Kuakui dulu semasa SMA aku bisa mengalahkan kawan-kawanku yang lebih
tinggi. Seperti kata hokage, ini bukan masalah panjang kaki, tapi kecepatan dan
ketahanan. Walaupun kakiku tidak panjang, aku punya kecepatan dan ketahanan.
Entah bagaimana aku merasa lari melalui lintasan yang salah
dan kemudian aku berbalik agar fair. Ini karena aku merasa terlalu cepat untuk
mencapai jarak itu dan aku merasa memotong jalan. Dan sampai seusai
pertandingan aku tetap berasumsi bahwa aku salah lintasan. Sampai kemudian sore
ini aku bersepeda melalui lintasan itu, dan aku sadar bahwa kemungkinan untuk
berbelok di lintasan yang salah adalah sangat kecil. Kemudian aku mulai
berpikira bahwa aku sebenarnya tidak salah lintasan, tapi aku merasa terlalu
cepat dan kemudian berbalik.
Ah entahlah, aku sendiri bingung. Hanya si pelari ke-3 yang
tahu. dan mungkin pelari ke empat.
Kemudian aku teringat lagi kejadian di gang setia, gang di mana Bengkel Media Center berada. Ketika
entah bagaimana aku bisa terjatuh dan rokku sobek di lutut. Mungkin karena
terlalu riang mencoba berlomba berlari bersama nadia dan novia kemudian aku
jatuh. Belum lagi saat pembuatan film dokumenter di SMA. Saat itu entah
bagaimana terjadi tumbukan antara 3 orang, dan aku menjadi korban yang paling
parah karena posisiku paling bawah. Lagi-lagi kejadiaan naas itu mebuat rok
baruku sobek di lutut. Parahnya bukan sobek yang bisa dijahit, namun harus
ditambal. Untungnya aku belum pernah terjatuh saat naik motor. *oke, pernah.
Cuma sekali dan nggak parah*
Hal bodoh lainnya, aku sudah lupa. Berusaha melupakan lebih
tepatnya. Biasanya beberapa jam kemudian aku langsung lupa, tapi tidak kejadian
hari ini. Teman-temanku telah mengupayakan yang terbaik. Tapi gagal karena aku
merasa salah lintasan dan berbalik. Semoga setelah aku menulis ini, momori yang
menjengkelkan ini bisa menguap di udara, menyata bersama uap danau dan menjadi
hujan.
Bukan apa-apa sih. I’ve try my best.
Cuma mau mengingatkan
diri sendiri agar tidak selalu melakukan hal-hal yang bodoh dan ceroboh.
0 komentar:
Posting Komentar