Kamis, 14 April 2011

Guru Les

Sejak pertengahan semester satu, sudah banyak tawaran mengajar yang datang.
“mau nggak jadi guru privat di daerah xxxx?”
“tentangga kos kita minta anaknya diprivat Fisika, kamu mau?”
“eh, ini ada tawaran ngajar lumayan lho...”

Dan saat itu aku selalu menolak tawaran-tawaran itu.. Seperti kata ibuku, “kamu jangan jadi guru privat. Iya sih, enak, dapat uang. Tapi banyak juga yang keasyikan sampai kuliahnya keteteran..”. Dan aku hanya bisa meng-iya-kan. “Kalau mau jadi guru privat besok semester dua saja. Liat Ipmu semester satu..”

Dan sekarang, di semester dua ini, yawaran mengajar kembali datang...

“mau ngajar Matematika? Anak kelas 3 SMP kok, Cuma dua minggu, tempatnya nggak terlali jauh...,”
“biarkan aku berpikir,” jawabku. Dan sehari kemudian, aku kembali dikejar-kejar..

“Gimana? Ibunya udah nanyain,”. Dan ketika aku menyarankan nama temanku, dia menjawab ,”si xxxxx merekomendasikan kamu”. Wah, jadi tersanjung, padahal kalau dilihat-lihat aku belum berpengalaman..

Dan sekarang aku tidak bisa memakai nasehat ibuku sebagai alasan. Kalau dulu aku akan berkata, “ibuku belum meperbolehkanku untuk jadi tentor,”.

Tapi sekarang...
saatnya aku mengambil keputusan sendiri. Ibuku sudah mempersilahkanku. “Kalau kamu pengen jadi guru privat nggak papa. IP mu lumayan kok..”

Tapi kali ini aku tetap menjawab “Tidak,...”

Mengapa? Dengan rutinitasku yang baru, aku merasa belum bisa membagi waktu. Aku masih harus beradaptasi dengan mata kuliah-mata kuliah yang baru. Aku memang jarang belajar, tapi aku merasa tidak akan ada waktu untuk membaca novel atau komik, untuk membersihkan kos-kosan, atau sekedar untuk bersantai sejenak.

Well, aku ingin menikmati masa muda. Kuliah di tempat ini sudah menyita 30% kesenangan masa mudaku. Aku, kami, mahasiswa disini harus memperhatikan keselamatan IP kami. Memang, IP nggak akan berpengaruh terlalu banyak terhadap kehidupan sehari-hari. Tapi itu tetap agak sedikit membebani pikiranku.

Jikalau aku kuliah di universitas biasa, pasti aku akan sering bolos kuliah, titip absen, dan pergi bermain atau aktif di organisasi. Jika aku kuliah di universitas, pasti aku tidak perlu khawatir dan was-was akan IP ku. Dan akhirnya, setelah usai kuliah 3 tahun, aku harus magang, dan setelah itu bekerja. Dengan kata lain, mau tidak mau, aku harus memasuki dunia dewasa.

Memang, menjadi guru privat adalah latihan untuk bekerja sejak dini. Itu bagus untuk menambah pengalaman. Tapi toh, aku juga boleh menikmati masa muda? Bermain bersama teman-teman, ngobrol bersama teman-teman di kos, membaca-baca novel fiksi, bermain game, membaca komik, joging di pagi hari, browsing, blogging, atau sekedar nonton tv bersama. Well, aku ingin menikati masa muda ini, sebelum akhirnya haru memasuki dunia dewasa yang mungkin dingin dan agak kejam.(walaupun begitu, aku tidak akan menjadi seperti orang-orang dewasa lain)

1 komentar: