Rabu, 17 Oktober 2012

Terbentur dan Pet!

Sekarang tiba-tiba saya kalut. Entah apakah ini karena faktor internal  yakni siklus hormon dalam tubuh, ataukah faktor eksternal yang jumlahnya berjibun. Rasanya seperti...Pet! Tiba-tiba seluruh ide dalam kepala saya hilang seolah dimatikan dengan paksa. Jangan tanya sebabnya, saya pun masih dalam masa menduga-duga, apakah faktor internal atau eksternal.

*Sepertinya blog ini memanghanya berisi kekalutan semata. Baiklah, setidaknya masih dalam batasan berfaedah.*

Saya akui, akhir-akhir ini saya jarang membaca buku. Ada kesenangan baru soalnya,
dan sayangnya itu menyita mayoritas waktu dan perhatian saya. Terkadang saya takut kesenangan itu hanyalah kesenangan semu, atau parahnya harapan palsu yang tidak sengaja ditebarkan lantas dengan bodohnya sayaterjebak. Logika saya, sudah mewanti-wanti sejak awal, lampu kuning telah berkedip beberapa kali. Tapi, tetap saja kesenangan baru itu terlalu menyenangkan hingga akhirnya diterjang begitu saja.

Salahkah? Tidak juga. Saya masih sering mencari kesenangan lain kok, badminton misalnya. Walaupun terkadang kesenangan itu, ketika berubah menjadi rutinitas, maka tidak lagi menyenangkan.

Jadi, apakah karena kesenangan (yang bukan badminton ini) terlalu seirng saya lakukan, makannya kini terlihat biasa saja, bahkan membosankan? Atau saya memang orang yang tidak tahan dengan proses yangistagnan dan statis? Entahlah. Karena yang satu ini ada individu lain yang terlibat, tidak bisa menarik tali seenaknya karena mungkin saja dia akan terjatuh. Tidak seperti membaca buku, yang ketika ingin menyelesaikan lebih cepat, maka tinggal menambah waktu saja.

Jadi mungkin sebaiknya saya mengurangi intensitas kesenangan ini. Menetralkannya kembali dari 13,5 menjadi 7. Tidak mudah memang, mengingat kesenangan itulah yangterlebih dahulu lewat dan menghampiri saya yang sedang kebosanan. Saya oportunis, kenapa harus menolak? (walaupun nyatanya juga banyak hal-hal lain yang datang dan saya tolak, cowok contohnya). Dan sekarang kesenangan tersebut terlihat membosankan tepat setelah mengobrak abrik dan membuat hati ini berkecamuk.

Oke, maaf.
untukmu, dan untuk diriku sendiri yang telah terdistorsi.
Mungkin bentengku belum kokoh untuk dapat mendengar cerita tentang kuntul itu.
walau terkadang terbesit keinginan untuk mendengarnya.
Dan tiap kali kisahnya mulai kau tuturkan,
maka denga paksa aku akan menghentikannya.
padahal, aku lah yang memulai prolognya

Hei. Mungkin aku terlalu lama terkubur dalam deadline artikel majalah edisi ini. Kemana gaya bahasa yang dulunya melow dan puitis itu? Kemana imajinasi liar yang dulu biasanya dengan mudah kutemukan diudara? Terdistorsi oleh kerumitan dalam politik dan ekonomi internasional sepertinya. Ah, bagaimana kalau edisi depan saya memilih obeng atau cerpen saja?

Tsah! terlalu banyak target yang tak terpenuhi hanya karena tidur siang. Mari kita singkirkan saja kasur tebal itu dan tidur di lantai seperti jurusnya sujin.


0 komentar:

Posting Komentar