Kamis, 01 November 2012

Probabilitas

Probabilitas nisbi,
satu di antara tiga puluh sembilan
satu per tiga puluh sembilan di antara tiga puluh epat.
Kamu!
Eventhough I really want to,
the probably to meet is to small.





Kisahku berbeda dengan kisahmu, kawan. Mungkin saja pada kisahmu ada banyak peluang beterbaran di udara. Di rumah yang kau singgahi, di jalanan yang biasa kau lewati, atau di ruangan tempatmu biasa bermusik.

Ketika kau melintasi jalan itu dan ingin menengok sesaat ke arah gitar dambaanmu itu, terkadang, kau menemukannya sedang gamang memandangmu. Terkadang pula, tanpa disangka ia memainkan musiknya hingga nada-nada melankolis itu mempir sejenak menyegarkan sanubarimu. Terkadang ia memang sengaja menunggumu di penghujung partirtur itu, menukar waktunya dengan probabilitas menemukan senyummu.

Aku?
 Mungkin tak seberuntung dirimu.

Aku dan dia, probabilitas pertemuan kami dibatasi oleh limit. Bisa bertegur sapa dengan nada yang ditiupkannya pun, aku sudah bersyukur. Apalagi ketika ia datang membawa berlembar-lembar kertas partirtur kosong, walau lelah, pasti akan kuselesaikan. Terkadang rasa sesal datang, ketika tanpa sengaja probabilitas yang ia berikan tertepis oleh kesibukan. Hanya senyum hangatnya yang terus terpatri.

Hei, sudah lama aku tak bersua dengannya. Atau mungkin, baru beberapa hari yang lalu? Aku lupa. Namun semua ini terasa sangat lama dan menjemukan.

 Ah, kau sungguh beruntung dapat memandangi gitar indahmu itu kapan saja. Jagalah senyum indahnya.

0 komentar:

Posting Komentar