Kamis, 28 Maret 2013

Pertanda

Tahukah, Tuhan selalu memberi pertanda kepada hamba-Nya? Sesamar apapun, sekecil apapun. Selalu. Masalahnya, ada pada diri kita. Apakah memekakan ataukah menulikan hati?



Seperti ketika pagi itu, aku tersadar dari tidur dengan kondisi mata lengket bagai terkena lem Aibon (atau lem tikus, atau alteco -_-). Antara sadar dan masih terjebak mimpi. Sering kan, menemui kondisi ketika raga mungkin telah sepenuhnya tersadar, namun jiwa masih ingin menikmati sisa-sisa keindahan mimpi semalam. Dan sepertinya butuh pompa hidrolik untuk mendongkrak tubuh agar bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Sret..sret..Suara langkah trerseret bapak-bapak yang berangkat ke An Nur.
Pertanda pertama.
Hati menyadarinya namun si mata tetap terpejam.

Nguiiing... Seekor nyamuk mampir untuk melepas dahaganya di tangan.
Pertanda kedua.
Hati menyadarinya, namun si mata menolak membuka.

Apalah jadinya jika kita selalu menolak pertanda-pertanda itu? Kebas. Lama-kelamaan, seolah tak akan ada lagi pertanda padahal, sungguh, ia berterbaran di mana-mana, seperti anai-anai di musim penghujan.

Seperti kala itu. Ketika aku menyukai suatu hal, namun takdir selalu menggerakkan tangannya untuk menjauhkan kami. Entah langit yang tiba-tiba berubah kelabu hingga berbagai upaya yang dilakukan sang waktu untuk menghalangi kami. Pertanda yang lain. Mungkin langit bukannya tidak merestui, ia hanya merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat. Mungkin beberapa saat lagi, mungkin esok, mungkin tahun depan, mungkin kelak.

Ia memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Sekiranya aku tetap berlari menerjang tak peduli pada pertanda-pertanda itu, entah apa yang akan terjadi. Mungkin, akan berakhir sia-sia layaknya anai-anai yang mendamba cahaya: kehilangan sayapnya dan kemudian mati. Karena terkadang itulah sifat hakiki dari sebuah keinginan: kesenangan semu, menggoda namun merusak secara perlahan.

Kupercaya Alam Pun BerbahasaAda Makna Dibalik Semua PertandaFirasat IniRasa Rindukah Ataukah KedamaianAku Tak PerduliKu trus berlari,,,
-Marcell, Firasat-
Ya, sering sekali, kita menulikan diri terhadap pertanda. Hingga tiba pada masa ketika kita tidak dapat merasakan pertanda itu, sama sekali. Maka, latihlah kepekaan, kepedulian, dan jadilah pribadi yang lebih tulus dan bersih :)

0 komentar:

Posting Komentar