Sabtu, 16 Maret 2013

Takut

Ah, sesungguhnya aku terlalu takur untuk mengalaminya lagi.

Takut dan kalut.

Ia memang datang perlahan, tumbuh perlahan seiring waktu, bersemi, dan mekar secara perlahan-lahan. Tak ada yang dipaksakan, semua mengalir seiring aliran waktu. Sama sekali tak ada kesumiran karena semua proses berserah kepada alunan tangan Tuhan. Tuhan membuat cerita ini mengalir secara perlahan tanpa ada ketergesaan dalam setiap goresan.

 Tapi aku takut.

 Bukankah
terkadang ia mampu mengubah sorot yang tadinya penuh kasih, menjadi tatapan sinis penuh kecemburuan? Bukankah dulu, ia juga yang mengubah canda sarkas menjadi tuduhan menusuk? Ia juga dulu yang mengubah kebebasan menjadi ketidakacuhan dan rasa terbuang? Ia juga yang membuat dirinya sendiri dihantui rasa posesif yang membakar menusuk hinga terasa seperti gangreen? 

Aku takut,

 atau lebih tepatnya tidak mau mengubah malaikat kecil itu berubah menjadi separuh iblis. Aku ingin membiarkan senyum sucinya terus berkembang tanpa pernah ternoda seringai, setipis apapun. Aku tak mau warna merah pada pipinya menjadi semakin membara terbakar iri, dengki, cemburu. Aku tak kuasa jika melihat kebebasannya terkekang asumsi kemursalan.

 Aku tahu.

 Denganmu, ia terasa lebih baik dan lebih indah. Denganmu, ada banyak kupu-kupu yang beterbangan menggelitik hingga ke pusat diafraghma/ Walaupun denganmu, ada banyak semburat merah yang tak sengaja kau percikkan. Denganmu, aliran itu mengalir liris ke muara. Denganmu, aku merasa segalanya akan berjalan sesuai dengan apa yang telah tertulis dalam konstalasi.

Aku takut.

 Ada banyak keraguan ketika ketidaktahuanku mengalahkan prasangka baik. Ada banyak hambatan ketika mikron seolah menjadi seluas sabana. Ada banyak pertanyaan ketika keeberadaanmu lenyap dari anganku. Ada banyak alpa yang tak sengaja tergores ketika kau dan aku menapaki jalanan itu. Ada banyak ketakutan ketika auramu merasuk dan enggan menghilang dari rekaman retinaku. Ada banyak kecemburuan ketika masa lalu berkunjung lantas memamerkan betapa indah dirinya.

Aku takut.
Aku ragu.
Tolong, yakinkan aku.

0 komentar:

Posting Komentar