Senin, 04 Juni 2012

Teman Duduk


Air dan garam mungkin terkadang beradu jotos, berebut siapa yang menempati permukaan. Air dan minyak barangkali terikat sumpah untuk saling tak bersentuhan. Walau sebenarnya, jauh di lubuk hati mereka menyimpan rasa saling menyayangi. Ingin selalu bersua, namuan tak kuasa karena permainan takdir.

Aku dan ia mungkin tak pernah duduk sebangku. Namun kau tak tahu bukan? Aku dan ia kerap kali mendengarkan nyanyian malam berdua. Menikmati terpaan purnama bersama sambil menyenyam sekotak es krim. Atau terkadang berlarian, kejar mengejar dan menari di bawah rintik gerimis. Aku dan dia mungkin sering duduk bersama. Namun tahukah engkau? Aku tak pernah ada di malam-malam ketika ia tertawa diantara kemilau lampu.

Aku ada di duniaku, 
dan dia di dunianya.

Persahabatan tidak sesederhana melihat teman duduk, kawan. Kau tak bisa melihat ikatan diantara kita, hanya dengan melihat kursi itu. Ia kosong tanpa kita, dan kita tak pernah dapat tergambarkan olehnya.

Siapa ia, 
siapa aku,
siapa dia,
siapa mereka,
itu bukan apa-apa.

Kau dan aku pun, selalu terpisah. Hanya kita dan Tuhan yang tahu, temali jenis apa yang mengikat kita

pembicaraan sore tadi di Student Center,
ketika tiba-tiba aku menjadi sangat defensif
Tapi tanang kawan, kita pasti bisa :)



0 komentar:

Posting Komentar