Selasa, 29 Mei 2012

Dua di Satu yang Sama


Pernahkan kalian merasakan kesedihan yang datang berturut-turut? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Pernahkah kau merasa semua orang tiba-tiba meninggalkanmu? Dia, dia, dia, dia, dan dia. Semakin dihitung semakin banyak, semakin disadari, semakin menyedihkan rasanya.

Tapi buat apa menangisi kehilangan jika energi dari kesedihan itu tak mampu mendatangkan kembali yang hilang. Lebih baik kita ubah energi kesedihan itu digunakan untuk
berkarya. Ingat bahwa lebih banyak orang lain, yang mungkin lebih menderita. Selama ini bahkan aku tak ambil pusing dengan kehilangan-kehilangan yang kualami (kecuali saat aku mencoba menuliskannya agar valid). Semua yang diberikan Allah itulah yang terbaik. Ia tidak akan memberikanku cobaan di luar kemampuanku. Ia tahu aku mampu, Ia tahu aku sanggup, maka Ia memberikannya padaku.

Kedua ATMku tertelan. Sisi negatifnya, aku ngga punya uang. Sisi positifnya, aku jadi lebih hemat. (Nah :D) Dan cerita dibalik tertelannya dua ATM ini sangatlah absurd.

Hari itu adalah sabtu pagi, aku terburu-buru pergi ke ATM untuk mengambil uang, karena aku harus pergi ke Cisarua. Entah kenapa, tiba-tiba si ATM nyangkut. Dengan panik aku memukul-mukul mesin ATM, berharap si mesin mau memuntahkan kembali debt cardku itu. Tapi Nihil.

Dengan spontan aku menghampiri bapak-bapak di luar yang sedang mengantri giliran.

Aku         : Pak, kartu ATM saya kok bisa tertelan ya?
Bapak 1  : Masa, kok bisa?
Aku         : Iya pak, kalau ngga percaya coba deh ke dalam
Bapak 1   : *masuk, melihat slot tempat kartu* mana nggak ada?
Aku         : tadi beneran ketelen pak
Bapak 2   : mungkin udah dalam itu ketelennya
Aku         : ini ya pak, kalau nggak percaya *mengeluarkan kartu ATM yang satunya danmemasukkan ke mesin*
Terdengar bunyi yang aneh dari mesin. Sesaat kemudian kartuku yang ke dua ikut nyangut di mesin.
Bapak      : *menatap keheranan dan pergi*
Aku          : *pasrah dan pergi*

Jadilah pagi hari sebelum berangkat menuju Cisarua untuk X Adventure itu diawali dengan tertelannya dua kartu atmku di satu mesin yang sama.

Dan akhirnya tadi aku sampai merepotkan Tri, yang rela berpanas-panas mengantar ke Bank BRI samping Lotte mart sampai kemejanya basah kuyup karena kepanasan. Kali ini aku baru merasakan ribetnya prosedur penggantian ATM BRI yang hilang. Memang pengurusan BRI ini lebih ribet dibanding BCA atau Mandiri. Tapi ya mau gimana lagi.

Tapi hiks, benar-benar terharu sama tawaran-tawaran kebaikan mereka. Abay yang mau meminjamkanuangnya, Efa, Helmy, dan Mitsa yang menawarkan bantuan untuk menemaniku, dan Pras yang memberikan saran-sarannya.

Kesedihan selanjutnya... Ah, aku malas membicarakan kesedihan. Seperti membicarakan sesuatu yang sepantasnya tidak dibicarakan. Terkesan selalu mengeluh dan mengeluh. Yang jelas, Jangan pernah mau diperbudak oleh sesuatu bernama nilai. Raih kebahagiaanmu, bukan hanya nilaimu.

Dan yang ke tiga, jangan pernah mau diperbudak oleh sesuatu yang mengatasnamakan cinta. Aku bersyukur mataku terbuka sebelum terlambat. Syukurlah ini hanya sebatas rasa kagum. 

Ahir kata, life must go on. Pikiran yang penat akan membuat hidup tidak bahagia dan terlihat lebih tua. Maka dari itu, marilah tetap berbahagia :D

0 komentar:

Posting Komentar